Kecelakaan lalu lintas umumnya terjadi karena kelalaian manusia, seperti mengantuk, hilang konsentrasi, atau kelelahan. Namun, rupanya hanya sedikit pengemudi yang enggan menepi dan beristirahat sejenak saat lelah menghampiri.
Sebuah laporan dalam The Safety on Wheels Report yang ditulis oleh Post Office Car Insurance menunjukkan, hanya sekitar 17 persen pengemudi yang menepi saat mereka merasa lelah. Lalu, 27 persen pengemudi memilih kafein (kopi dan minuman berenergi) untuk menghilangkan rasa lelah mereka.
Lantas, bagaimana sisanya? Seperti dilaporkan laman Daily Mail, hampir sepertiga pengemudi, atau 36 persen, mengabaikan rasa lelah mereka dan justru tambah bersemangat dalam mencapai tujuan. Mereka akan terus memaksakan diri.
Hal ini tentu saja sangat berbahaya. Tidak hanya bagi pengguna jalan lain, tapi juga bagi pengemudi itu sendiri. Idealnya, pengemudi harus beristirahat setidaknya 5 menit setelah mengemudi selama 2 jam. Namun nyatanya, 1 dari 5 pengemudi menyetir selama 4 jam tanpa istirahat. Bahkan, 6 persen pengemudi memaksa menyetir selama 6 jam tanpa istirahat.
Lantas bagaimana cara mengatasi bila rasa kelelahan mendera kala Anda di tengah perjalanan jauh? Apa saja yang patut dihindari untuk mencegah rasa kantuk? Berikut Reza berbagi tips untuk Anda :
1. Jangan mengemudi lebih dari tiga jam
Mengemudikan mobil selama tiga jam terus menerus tanpa henti menyebabkan saraf sensorik dan motorik seseorang yang menenggak minuman beralkohol dengan kandungan 40 persen. Hal itu bisa terjadi karena kedua saraf tersebut mengalami ketegangan karena orang yang bersangkutan dituntut untuk konsentrasi memperhatikan jalan dan kondisi mobil.
“Sekuat apa pun seseorang, bila kedua syaraf itu harus tegang dalam waktu tiga jam, mereka akan kelelahan juga. Efeknya tindakan refleks dan konsentrasi menurun,” ujar Reza.
2. Istirahat sejenak dan olah raga ringan
Cara lain menghilangkan kelelahan dan mengantuk adalah beristirahat. Bila dalam perjalanan Anda sudah mulai merasakan tanda-tanda kelelahan dan kantuk sebaiknya menghentikan kendaraan dan beristirahat.
Berbaring atau tidurlah selama 30 menit atau minimal 20 menit. Setelah itu, sempatkan untuk berolah raga ringan sekitar 5 menit dengan urutan bagian tubuh paling atas yaitu kepala, bahu, lengan tangan, bahu, lutut, dan tungkai.
Lakukan gerakan menarik ke atas, memutar, dan melipat. “Melalui gerakan yang berurutan secara benar, maka otot bisep dan trisep akan kembali segar dan asam laktat di otot-otot teredusir,” terang Reza.
Selain itu, aliran darah pun lancar.
3. Jangan banyak mengkonsumsi karbohidrat
Selain beristirahat setelah mengemudi selama tiga jam, hal lain yang patut dihindari adalah mengkonsumsi karbohidrat terutama nasi dan roti gandum. Sebab, zat tersebut berpotensi memicu rasa kantuk.
Hal itu bisa terjadi karena L-Tryptophan atau asam amino esensial di karbohidrat akan diubah menjadi niacin dan vitamin B. Sementara niacin memproduksi serotonin.
“Serotinin, menurut pakar kesehatan, akan merangsang otak untuk menimbulkan rasa nyaman di tubuh. Nah, rasa itulah yang kemudian memicu ras kantuk,” terang Reza.
Terlebih pada saat yang bersamaan, asam amino lainnya juga masuk ke dalam darah. Pada saat itulah, kandungan L-Tryptophan semakin besar sehingga rasa kantuk pun menjadi-jadi.
Sebagai ganti karbohidrat selama perjalanan, makanlah buah atau coklat. Vitamin dalam buah tidak saja menyegarkan otot-otot dan menguatkan syarat motorik tetapi juga baik untuk menguatkan syaraf sensorik di tubuh.
Adapun cokelat mengandung zat fenol antioksidan. Zat tersebut selain menangkal racun di dalam tubuh yang terbawa di makanan yang dikonsumsi, juga menjaga sel-sel otot tubuh termasuk syaraf motorik dan sensorik.
4. Minumlah kopi bila terpaksa
Namun satu hal yang patut dicatat adalah, kafein yang ada di kopi bukanlah menyehatkan atau membuat sel-sel tubuh kita bugar atau sehat. Zat tersebut sejatinya justru menimbulkan zat yang tidak bersahabat bagi tubuh dan zat dan hormon yang ada di tubuh bereaksi melawannya.
“Sehingga, setelah minum kopi tubuh terasa segar. Padahal, sejatinya pada saat itu tubuh tengah mati-matian melawan kafein,” kata Reza.
Hal itu bisa terjadi karena kafein yang ada di kopi merangsang produksi asam lambung. Sementara, zat asam tersebut menjadi media yang subur bagi tumbuhnya beberapa bakteri racun.
Oleh karena itu, pada saat itulah tubuh melakukan perlawanan secara otomatis. Beberapa zat anti racun di dalam tubuh bekerja ekstra keras. Pada saat itulah orang yang minum kopi merasa tubuhnya kembali bugar.
0 comments :
Post a Comment